Terlanjur Setor Uang Mahar, Pengikut Dimas Kanjeng Gak Berani Pulang Dan Pilih Menetap di Padepokan

Funabiz.com - Ada beberapa alasan pengikut Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Dusun Sumber Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Probolinggo yang memilih bertahan di padepokan.

Selain karena menunggu perintah dan petunjuk dari Ketua Yayasan Padepokan Marwah Daud Ibrahim, ada juga yang takut pulang ke rumah karena akan ditagih tetangga atau temannya yang sudah menitipkan uang mahar kepadanya untuk digandakan di padepokan.


Juwariyah, pengikut Dimas Kanjeng mengaku malu pulang ke rumahnya, karena takut ditagih sama tetanggannya. Ia sudah tinggal dan menetap di padepokan selama enam bulan terakhir ini. Selama dua tahun terakhir, ia menerima titipan uang dari beberapa tetangganya.

"Jumlahnya pun tidak sedikit, sampai ratusan juta. Saya saja sendiri sudah menyetor Rp 409 juta ke padepokan," katanya saat ditemui Surya, kemarin.

Baca Juga : Akhirnya Terbongkar!! Inilah Kesaksian Langsung Dari Mantan Pengikut Dimas Kanjeng

Dia mengatakan, mulanya tidak percaya dengan ilmu penggandaan di padepokan ini. Namun, ia mengaku pernah melihat langsungDimasKanjengmengeluarkan uang dari balik jubahnya.

"Dari situlah saya mulai percaya dan menginvestasikan sejumlah uang ke padepokan. Saya memang ingin kekayaan saya bisa digandakan dan semakin banyak dari sebelumnya," katanya.
Namun, pilihannya pun salah. Ia mengaku tertipu oleh padepokan ini. Padahal, ia sudah terlanjur mempromosikan padepokan ini ke tetangganya dan mayoritas semuanya tertarik.

"Saya takut dilaporkan ke polisi. Makanya saya memilih di sini, meskipun sebenarnya ingin pulang ke rumah daripada di padepokan tanpa aktivitas seperti ini," paparnya.

Baca Juga : Uang 200 Miliar Raib Dibawa Dimas Kanjeng, Najimah Hanya Dapat Barang Palsu Ini

Sekadar diketahui, Juwariyah ini merupakan pengikut asal Pasuruan. Ia masih bertahan bersama enam orang lainnya yang berasal dari Pasuruan. Dari data terakhir, ada delapan orang Pasuruan yang masih bertahan di PadepokanDimas KanjengTaat Pribadi.

Namun, satu orang berhasil dipaksa pulang sedangkan lainnya masih bertahan di lokasi. Pengikut lainnya, Yono mengakui bahwa alasannya bertahan di padepokan ini menunggu kejelasan dari Ketua yayasan Marwah Daud Ibrahim. "Saya sudah terlanjur banyak hutang di teman, dan tidak mungkin untuk melunasinya.

Saya akan pulang, kalau uang mahar yang sudah saya setorkan ini dikembalikan oleh pihak padepokan," paparnya.

Pengikut asal Lampung ini mengungkapkan, jumlah uang yang sudah disetorkan ke padepokan ini hingga miliaran. Bahkan, ia secara pribadi sudah menyetor Rp 500 juta lebih.

"Di Lampung, rumah saya setiap hari didatangi orang dan teman menagih uang mahar yang saya bawa. Sebenarnya saya kasihan sama keluarga tapi mau bagaimana lagi, saya akan tunggu di sini," tandasnya.

Apa tidak mau lapor ke polisi, Yono mengaku malu kalau harus melaporkan ke polisi.

Menurutnya, ini adalah kesalahannya sendiri. Ia mengaku ceroboh karena tidak hati - hati dan tertipu padepokan ini.

"Saya menunggu kejelasan saja, kalau sudah jelas saya mau pulang. Minimal uang teman-teman saya dikembalikan, kalau uang saya tidak apa-apa, saya ikhlas," pungkasnya. (Surya/lih/kompas.com)

Subscribe to receive free email updates: